Lagu-Lagu Greyson Chance

Selamat Datang Calon Pembaca Buku-Buku Gokil Gw

Sebelum Melihat-lihat Ruangan di Blog ini, Ada Baiknya Teman-Teman Membaca Terlebih Dahulu Peraturan di Blog ini. Trim's, :)

Tampilkan postingan dengan label Cerpen Pertamaku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cerpen Pertamaku. Tampilkan semua postingan

Selasa, 02 Januari 2018

Anak Banceng




"PRAAANG...!"
 

Kaca itu pecah. Aku menunduk ketakutan. Tidak lama kemudian muncul sebuah bayangan besar. Semakin lama semakin mendekat ke arahku.

Keringat dingin mulai membasahi dahi. Tangan dan kaki pun bergetar

"DANIIII!" tiba-tiba terdengar suara membentak dibelakangku. Badan bertambah gemetar mendengar suara itu. 

“Apa yang kamu lakukan disini Dani..?” orang yang membentak itu sudah berada persis dibelakangku.

“Aaa…., aaak…., aaaku…, enggak sengaja mecahin kaca lemari ini…!” kataku tampak semakin gugup, sambil menunjuk ke arah lemari yang pecah itu.

“Daniii, Dani, kemaren kamu mecahin pas bunga, dan sekarang kaca lemari. Besok apalagi yang mau kamu pecahin..?” tanya orang itu, yang tak lain adalah ibuku sendiri..! hehe.

“Tadi aku enggak sengaja memukul kaca ini bu’, saat aku mau membunuh kumbang yang masuk ruangan ini..!” jelasku sambil meneteskan air mata karena takut dimarahin ibu.

Mendengar itu ibu langsung merangkulku, sambil berkata.

“Dani, lain kali kalau mau melakukan sesuatu bilang sama ibu, ayah, atau kakak-kakakmu ya sayang ya..!” kata ibu sambil tersenyum.

“Iii…, iiya.., bu’..!” jawabku sambil menundukan muka karena merasa bersalah.

“Ya sudah sekarang mending kita makan bubur dulu yuk, mumpung masih hangat. Tadi katanya minta dibikinin bubur..!” kata ibu sambil menuju meja makan.

Sementara ayah, dan kedua kakakku sudah duluan menyantap bubur hangat yang dibuat oleh ibu siang tadi.

“Kaca apa lagi yang pecah bu’..?” tanya kakakku yang paling tua pada ibu yang baru saja duduk di meja makan.

“Kaca lemari…!” jelas ibu sambil memasukan bubur kedalam mangkok “Dani bilang katanya mau membunuh kumbang yang masuk ke dalam ruang tamu itu, ternyata kumbangnya tidak kena, malah kaca lemari yang pecah” sambung ibu sambil menggelengkan kepalanya.

“Danii, Dani, setiap hari selalu saja bikin hal yang aneh-aneh” kelu ayah yang lagi menyantap bubur.

Memang dirumah aku seringkali melakukan hal-hal yang ceroboh. Hal ini membuat ibu, ayah, dan kedua kakakku selalu kesal denganku. Untungnya kedua orangtuaku termasuk orang yang sabar. Jadi mereka tak terlalu mempermasalakan apa-apa yang sudah terjadi. Hanya saja kedua kakakku suka meledek kalau aku melakukan kesalahan. Seakan-akan mereka sama sekali enggak pernah melakukan kesalahan sedikitpun. Namun demikian mereka enggak perna sampai benci kepadaku, hanya saja aku yang enggak bisa terima saat mereka meledekku. Mungkin karena aku anak bungsu kali ya..?

“Terus, kenapa Dani enggak makan bubur juga bu’..?” tanya kakakku yang paling tua “Dia kan suka banget makan bubur buatan Ibu'?” sambungnya.

“Mungkin Dia masih gugup ketemu ayah, takut dimarahin karena sudah mecahin kaca lemari tadi..!” jawab ibu. “Tadi saja, waktu ibu nemuin dia disana. Dani ketakutan sampai ngeluarin air mata” jelasnya.

Tak lama kemudian aku pun bergabung degan keluarga, untuk meyantap bubur kesukaanku. Aku memang sering minta dibikinin bubur sama ibuku, soalnya bubur buatan ibu sangat enak rasanya. Hal ini membuatku jarang sekali membeli bubur diluar.

Saat aku baru mau duduk di kursi tempatku biasa sarapan, tiba-tiba kakakku yang nomor dua meledek.

"Huuu.... Dasar Anak Banceng!" katanya sambil tertawa ketus.

"Anak Banceng?” tanya ayah, ibu, dan kakakku yang paling tua dengan serentak.

“Ia Anak Banceng, Bandel tapi Cengeng, Hehe..." jelasnya sambil tertawa lepas.

“Iiiih… sebel, sebel, sebel….!” Jeritku

“Hahahaha....." semuanya menertawakanku

Sejak saat itu, aku nggak lagi ceroboh dalam melakukan segala hal. Sehinggah kedua kakakku nggak ada lagi bahan untuk meledekku seperti biasa, hehe