Waktu
pertama kali aku mendapatkan uang hasil menonton, aku merasa tertipu, merasa
dipermainkan,
merasa diremehkan, mengingat aku baru pertama kali jadi penonton bayaran.
Soalnya uang yang aku dapatkan, tidak sesuai dengan yang diceritakan oleh kakakku, dan juga orang-orang yang dulu pernah jadi penonton bayaran.
Mereka bilang, kalau penonton bayaran itu dibayar antara Rp.50 ribu sampai Rp.100 ribu. Akan tetapi, kenyataan yang aku alami, aku hanya mendapatkan Rp.15 ribu, saat aku selesai menonton.
“Sen,
ini uang untukmu…….!”
Kata
salah satu temanku sesama penonton bayaran. Begitu aku melihat uang itu,
ternyata hanya berjumlah Rp.15 ribu saja, tidak seperti yang aku
bayangkan. Meski sebenarnya aku agak tidak menerima uang Rp.15 ribu itu,
aku tetap mengambilnya dan mengantonginya akan tetapi pikiranku berkecamuk
banyak pertanyaan.
“Jangan-jangan, mereka menipuku? uang yang
seharusnya Rp.50 Ribu untukku, dipotong oleh orang ini….? Dan
bla…..bla……bla…..”
Begitulah
pertanyaan yang timbul sejak aku
menerima uang itu. Tapi, karna aku tidak ingin nanti Koordinator Lapangan tidak
mau lagi mengajakku nonton acara-acara
di TV. Aku pun lebih memilih untuk diam saja, agar aku selalu diajak kemanapun
mereka menonton acara-acara
di TV.
Keesokan
harinya, dihari kedua aku menjadi penonton bayaran. Aku menerima uang kali ini
langsung dari Koordinator Lapangan, tidak dititipkan dengan penonton yang lain.
Dari situ aku baru tahu, kalau ternayata kami semua dibayar Rp.15 ribu.
Meski
hati masih tidak menerima. Tapi, aku berusaha untuk ikhlas menjalani propesi
sebagai penonton bayaran, meski hanya dibayar Rp.15 ribu saja, sebab
mimpiku yang sesungguhnya adalah lebih dari itu.
Aku
teringat dengan temanku yang berpropesi sebagai kondektur bus di Kota Palembang tempatku sekolah
SMA dan Kuliah dulu.
Aku perhatikan setelah mereka lama jadi
kondektur, nanti pada akhirnya mereka akan naik setingkat jadi sopirnya.
Menggantikan teman yang jadi sopir sebelumnya.
Maka
aku menggambil pelajaran dari situ. Meski saat ini aku hanya berpropesi sebagai
penonton bayaran. Aku bertekad penuh harapan semoga suatu saat aku akan menjadi
orang yang di tonton oleh banyak orang, sebab aku memiliki nilai lebih yang
mungkin tidak dimiliki oleh penonton bayaran yang lain.
Suatu
ketika, aku pernah berhayal saat Host Ka’Ramzi, dan Ka’ Irfan mewawancarai salah
satu bintang tamu di acara D’Terong
Show,
karna aku sangat serius mengamati bintang tamu itu, aku sampai-sampai tak sadar berkata dalam hati.
“Suatu
saat aku juga akan diwawancarai oleh Ka’ Ramzi dan Ka’ Irfan”
Kataku bergumam dalam hati sambil tersenyum penuh harap.
Begitulah
kegiatanku menjalani propesi sebagai penonton bayaran, yang dibayar hanya Rp.15 ribu, sampai beberapa bulan kemudian, bayaran menonton pun naik
menjadi Rp.20 ribu per sekali menonton.
Pesan
yang bisa aku bagikan dari cerita ini adalah sekecil apapun hasil yang kita
dapatkan, harus kita syukuri sebagai bukti bahwa kita termasuk orang yang
senantiasa mensyukuri atas nikmat yang Allah berikan pada kita. Agar Allah Swt selalu menambah nikmat-Nya untuk kita. Semoga ini bisa menjadi pelajaran buat
kita semua selaku hamba Allah yang senantiasa berusaha mencari rezeki yang
meski sedikit namun mendapat barokah dari Allah Swt J.
Teman-teman ceritanya sampai disini aja dulu
ya ? soalnya kalo aku cerita panjang lebar, nanti aku menangis karna menginggat
masa laluku yang kelam itu hiks *Lebay
dikit nggak
apa-apa
kan, hehe
Bay…….Bay
J